Jangan memberikan respons apa pun.
Saat anak berlaku kasar, entah perlakukan fisik ataupun ucapan kasar yang Anda tidak duga keluar dari mulut batita, jangan menertawainya. Ini akan memberikannya kesenangan karena merasa mendapatkan perhatian lebih, dan bisa diulanginya lagi.
Alihkan perhatian anak.
Pecahlah perhatian anak dengan mengajaknya untuk melakukan kegiatan lain sebelum dia bersikap agresif.
Melatihnya.
Latihlah anak untuk meminta sesuatu dengan baik dan santun, mau berbagi mainan, buku, atau makanan dengan temannya. Anda juga bisa melatihnya dengan bermain peran. Misalnya, Anda, si kecil, dan si boneka beruang berpura-pura sedang makan bersama. Katakan, “Wah, sepertinya si beruang masih lapar. Yuk, kita bagi biskuitnya, setengah untuk kamu, setengah untuk beruang.”
Jangan memarahi secara berlebihan.
“Yang penting dilakukan adalah mencegah terjadinya perilaku kasar tersebut. Kemudian katakan dengan tegas, ‘Jangan memukul/menggigit/menjambak/mendorong/mencubit’. Berikan penjelasan mengapa tidak boleh dilakukan dan konsistenlah,” kata Alzena.
Jangan memukul anak.
Dalam studi yang dipublikasikan Child Development, Lisa J. Berlin, ilmuwan peneliti di Center for Child and Family Policy, Duke University mengatakan bahwa memukul bokong anak berusia setahunan dapat menghasilkan perilaku yang lebih agresif lagi saat anak berusia 2 tahun dan seterusnya.
Memahami agresivitas bisa menjadi pengalaman sekaligus pembelajaran bagi anak. Dengan bimbingan Anda, seiring bertambahnya usia, pengalaman dan perkembangan kognitif si batita, perilaku agresif akan mereda sendiri saat anak memasuki usia prasekolah.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !