Headlines News :
Home » » Mengenal Karakter Batita

Mengenal Karakter Batita

Written By SDIT AL-FATHIMIYYAH on Senin, 21 Juli 2014 | 09.11

Saat si kecil mencapai usia 2 atau 3 tahun, Anda akan bisa melihat dengan jelas kepribadiannya terpancar. Apakah dia sensitif dan seperti gelisah dalam situasi baru, atau seorang diva sepenuhnya, para ahli mengatakan ada titik cerah untuk setiap temperamen. Adalah tugas Anda untuk membina karakter spesial anak. Yuk ikuti tip dari kami. Oleh Sarah Jio

Raja Drama
Mengapa Anda khawatir: Si kecil yang ekspresif membuat Anda lelah. Setiap kali Anda berkata “tidak”, kata ini memicu tangisan yang dramatis: dengan lengan yang menggapai-gapai, teriakan, bantingan pintu.

Kabar Baiknya: “Anak-anak yang dramatis menjalani kehidupan mereka seutuhnya, dan gairah mereka menunjukkan mereka akan keluar ke dunia dengan tekad yang bulat dan antusiasme,” jelas  Paula Levy, terapis keluarga di Norwalk, Connecticut. Lain kali saat si kecil marah pada kacang di piringnya, pertimbangkan hal ini: Anak-anak yang terbuka akan perasaannya biasanya jujur tentang perasaan mereka pada area lain dalam kehidupan.

Cara Menampilkan Sisi Terbaiknya: “Anak-anak bersemangat ingin diperhatikan,” kata Levy. ”Berikan dia cara yang sehat mengekspresikan energi dan kepribadian.” Simpan satu kardus kostum panggung, dan berikan dia dorongan untuk memerankan kisah atau tampil dengan iringan musik. Di saat yang sama, berikan dia batasan jelas agar tidak berlebihan dengan kejenakaannya di setiap acara bermain. Dan saat luapan emosi menyerang di tempat umum? ”Tolak untuk mengatakan, ’Kamu tidak menjadi anak yang baik’,” saran Mary Ann Lowry, seorang instruktur parenting di Dallas. ”Ini memberikan batita Anda pesan bahwa ada sesuatu yang salah padanya, bukan pada perilakunya.” Pendekatan yang lebih baik: Tunjukkan bahwa tingkah lakunya yang heboh–berteriak di supermarket–menyakiti telinga Mama, lalu alihkan perhatiannya dengan buku bergambar.

Nona Bossy
Mengapa Anda Khawatir: Anda telah menjulukinya "Attila the Honey" karena dia melontarkan perintah ke boneka beruangnya, kakak lelakinya, dan bahkan Anda. Dia bisa menjadi sangat menuntut, dan saat merasa frustrasi, dia menjadi penuh ledakan kemarahan. Apakah dia akan tumbuh menjadi seorang bully di taman bermain?

Kabar Baiknya: “Orang tua harus mengenali bahwa perilaku anak yang mengambil alih adalah pertanda dini suatu ketegasan, kemampuan untuk mengungkapkan perasaan dengan terbuka dan membela diri sendiri dalam situasi sosial,” kata Todd B. Kashdan, PhD, guru besar psikologi George Mason University, di Fairfax, Virginia.

Cara Menampilkan Sisi Terbaiknya: Doronglah anak meminta apa yang diinginkannya dengan sopan, cara yang tidak agresif, dan contohkan cara yang tepat untuk meminta dia melakukannya, kata Dr. Kashan. Jika dia menghentakkan kaki dan memerintahkan Anda untuk bermain Lego, tanyakan, “Apakah maksud kamu tadi bilang, ’Mama, mau nggak membangun menara bersamaku?’” Pastikan dia mengulangi permintaannya dengan tenang. Anak ini menyukai hal-hal dilakukan dengan caranya karena memberikannya rasa otonomi, jadi coba berikan dia kendali dengan menawarkan dua pilihan. Misalnya, tanyakan, ”Kamu mau pergi kemana sore ini–perpustakaan atau taman?”

Si Pemalu
Mengapa Anda Khawatir: Acara bermain seharusnya menyenangkan tapi si kecil duduk sendiri terpisah dan bukannya bergabung bersama anak-anak lainnya. Dia terlihat kesulitan berteman.
Kabar Baiknya: “Kelihatannya anak-anak yang malu-malu seringkali kreatif, introspektif, dan penasaran,” kata Paula Levy, terapis keluarga di Norwalk, Connecticut. ”Aku mengingatkan orang tua bahwa anak mereka yang berhati-hati mungkin akan tidak pernah melakukan hal-hal yang paling membuat orang tua merasa ketakutan, seperti bergelantungan di bagian paling atas jungle gym, naik sepeda di jalur berbahaya, atau naik skuternya dengan sembrono.”
Cara Menampilkan Sisi Terbaiknya: “Batita yang merasa tidak menentu mengenai situasi baru hanya membutuhkan waktu untuk merasa nyaman,” kata Jim Taylor, PhD, penulis Positive Pushing: How to Raise a Successful and Happy Child. “Sebelum acara bermain, siapkan si kecil–yang lama “panas” terhadap situasi baru–dengan detil serinci mungkin. Anda bisa berkata: ”Setelah makan siang, Tommy akan datang dengan Mamanya. Mama pikir mungkin kamu bisa bermain kereta api sebentar lalu mengemil.” Seiring waktu, Anda bisa membantu si kecil yang pemalu untuk merentangkan sayap dengan lembut mendorongnya untuk mengambil risiko kecil. ”Saat mereka terpapar berulangkali dengan pengalaman baru, anak-anak yang malu-malu menjadi tidak terlalu takut dan cemas,” kata Dr. Kashdan.

Si Gemar Melucu
Mengapa Anda Khawatir: Lelucon ”tok-tok siapa di situ” memang lucu, tapi menceritakannya 9 kali berturut-turut–dengan suara keras di dalam restoran–menjadi tidak lucu. Si kecil yang suka mengobrol bukanlah penggemar bermain mandiri dan dia menyakitkan telinga teman bermain manapun yang berada di dekatnya.
Kabar Baiknya: “Batita yang blak-blakan, menunjukkan kemampuan yang bisa membantu mereka menjadi seorang pencerita dan pemimpin,” Todd B. Kashdan, PhD, guru besar psikologi George Mason University, di Fairfax, Virginia.

Cara Menampilkan Sisi Terbaiknya: Berikan dia mikrofon tapi kendalikan volume suaranya. Biarkan dia mengumumkan menu makan malam atau berikan rincian detil saat sudah waktunya membereskan barang-barang. Bagaimanapun, ajarkan kapan dia perlu memelankan suara atas pertunjukan yang dilakukannya. “Berlatihlah seperti apa suara yang tenang, dan ingatkan untuk menggunakannya saat suaranya keras,” kata Amy Johnson, konsultan parenting di Federal Way, Washington. Jika Anda merasa dia berlebihan, tenangkanlah–putar musik lembut atau pilih buku untuk dibaca
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Blog wali murid sdit al-fathimiyyah - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template